8. Masa Pemerintahan Maharajah Tahir Jouhan Shah
Klik
Kembali ke Bag.7
Tak lama waktu berselang setelah peritiwa di Padang Si-busuk, Yang Dipertuan meninggal dunia. Putranya yang bernama Ayin Shah naik tahta menggantikanya. Raja ini punya dua saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Adik laki lakinya yang bungsu bernama Maharajah Tahir Jouhan Shah.
Pada satu masa raja Shah Ayin ia diundang oleh orang orang dari Negeri Aceh untuk ke sana, dan beliau menyetujuinya, 14.) Pemerintahan beliau kemudian di jalani oleh Maharajah Jouhan Shah. Tempat pemerintahan tetap berada di Pagar Ruyung (Pagaruyong), negara Minang Kabau (Menangkarbau) tepatnya di kampung Bunga Tanjung ( Bunga Tanjong). Pemerintahan pangeran ini berlangsung sangat panjang dan lama. Negeri Minang Kabau menjadi makmur dibawah pimpinannya. Keturunannya pun berlipat lipat dan beranak pinak. Setelah beberapa kali pergantian raja di Minang Kabau, kita sampai pada jaman pemerintahan Sri Sultan Maharajah Gandam Shah.
Raja ini punya lima anak, yang terdiri dari empat putri dan seorang putra yang bernama Maharajah Teerul Akber Shah.
Maharajah Teerul Akber Shah kemudian menikahi adik kandungnya yang umurnya lebih mudah satu tahun dari nya. Saudara perempuannya yang lain menikah dengan Bandahara yang bertugas di Saberimbang batu Halang. Saudaranya ini tidak mengindahkan keinginan ayahnya, dan mengikuti keinginan hatinya untuk menikahi orang dari kalangan rakyat biasa yang lebih rendah. Dia dikarunia 17 orang anak, 6 diantaranya adalah putra.
Putri yang lain menikah Perdana Mantri dan memiliki delapan anak, yang terdiri dari enam putri dan dua putra.
Putri sulung tidak menikah; banyak orang yang berminat melamarnya, tapi entah mengapa akhirnya mereka meninggal semua. Ketika sang putri dinobatkan menjadi Sultan atau Raja perampuan 15.), ada sembilan orang yang telah menyatakan minatnya kepada sang putri, tapi kemudian mereka meninggal semua.
Sepertinya tuan putri diam diam telah punya suami pribadi dan orang itu adalah Batara Kala atau Indrajati. Adiknya pernah memergoki di ruang tidur putri ini terdengar suara seorang pria yang tak seorang pun melihat, kecuali putri sendiri. Setelah peristiwa itu sang putri menjadi hamil, dan adiknya tahu tentang hal itu dan memberi tahu kepada yang lain. Oleh sebab itu ia sangat marah dengan adiknya, dan ingin membunuhnya, karena adiknya tahu dia akan punya anak tanpa bersuami. Sedangkan adiknya tidak tahu apa apa tentang Indrajati. Bandahara menasehatkan agar ia lebih sabar, dan tidak membunuh adiknya atau menolaknya sebagai pangeran, dan sebaiknya menceritakan dan menjelaskan seluruh kronologis kejadian ke adiknya dan mengapa terjadi perselingkuhan itu.
Note :
14.) Di naskah asli di tulis Aches (Acheen), kemungkina yang di maksud di sini adalah Negeri Aceh di ujung utara pulau sumatra.
15.) Raja Perampuan = Raja perempuang = Ratu. Sepertinya inilah Raja perempuan pertama yang tertulis di silsilah ini.
14.) Di naskah asli di tulis Aches (Acheen), kemungkina yang di maksud di sini adalah Negeri Aceh di ujung utara pulau sumatra.
15.) Raja Perampuan = Raja perempuang = Ratu. Sepertinya inilah Raja perempuan pertama yang tertulis di silsilah ini.
Klik
Menuju Bag. 9
0 comments:
Post a Comment