weblogUpdates.ping Taneak Jang, Rejang Land, Tanah Rejang http://rejang-lebong.blogspot.com Taneak Jang, Rejang land, Tanah Rejang: Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sebagai Habitat Akhir Satwa Gajah di Sumatera

Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sebagai Habitat Akhir Satwa Gajah di Sumatera

·

Taman Nasional Bukit Tigapuluh,
Sebagai Habitat
Akhir Satwa Gajah
di Sumatera

Taman Nasional Bukit Tigapuluh dengan luas areal 143.143 ha terletak di tengah-tengah hamparan dataran rendah di bagian timur Pulau Sumatera. Secara ekologis kawasan ini termasuk dalam tipe ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah atau populer disebut low land tropical rainforest. Selain itu taman nasional ini berada di antara Pegunungan Bukit Barisan di sebelah barat dan daerah rawa di sisi timur. Dengan posisi ekologis demikian, Taman Nasional Bukit Tigapuluh memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan hampir seluruh spesies flora dan fauna yang terdapat di Sumatera ada di sini.

Taman Nasional Bukit Tigapuluh ditetapkan pada tahun 1995 melalui perubahan fungsi hutan produksi terbatas (72.893 ha) dan hutan lindung (70.250 ha). Sejak ditetapkan, kawasan ini memiliki kelemahan ekologis yang cukup berat, yaitu hampir 50 % dari luas arealnya telah dieksploitasi pemegang HPH. Lalu di dalam kawasan taman juga terdapat tujuh pusat bermukim masyarakat tradisional dengan pola perladangan beringsut, yang mencapai lebih kurang 20.000 ha. Lalu, adanya jalan-jalan angkutan kayu eks HPH telah menyebabkan kawasan ini seolah-olah terfragmentasi menjadi beberapa bagian kecil. Bentuk taman nasional ini memanjang dan menjari, sehingga secara ekologis menjadi sempit dan sangat peka terhadap gangguan yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat di dalam dan di luar kawasan.

Di sisi lain, keadaan perubahan vegetasi hutan di luar kawasan taman —menjadi areal hutan tanaman industri, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat yang monokultur, perladangan dan pemukiman baru— telah menyebabkan habitat mamalia besar menjadi berkurang


sehingga terjadi pengungsian satwa ke dalam taman. Selain itu di beberapa lokasi banyak mamalia besar seperti gajah sumatera, harimau sumatera dan tapir terjebak dalam sisa-sisa vegetasi hutan, yang pada akhirnya keberadaan mereka selalu mengganggu pemukiman, perkebunan dan perladangan masyarakat. Dengan kondisi alam seperti itu, menjadikan kawasan ini sebagai habitat akhir dan daerah pengungsian bagi mamalia besar serta merupakan sumber plasmanutfah bagi kehidupan di masa mendatang. Oleh karena itu keberadaannya perlu dilindungi dan diselamatkan dari ambang kehancuran.

Habitat Gajah

Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang berada pada hamparan dataran rendah merupakan habitat gajah yang sangat ideal. Begitu pula dengan adanya bekas-bekas areal tebangan HPH yang vegetasinya berada dalam tahap regenerasi secara alami, telah menyediakan berbagai jenis pakan gajah yang memadai. Hal ini didukung pula oleh banyaknya alur sungai di dalam kawasan taman.

Saat ini gajah sumatera dijumpai di sisi barat taman nasional dengan perkiraan populasi 5 kelompok: tersebar mulai dari Pemayungan, Semambu sampai Sungai Menggatal. Di sisi timur, satwa ini terjebak dalam wilayah pembangunan Keritang dan jalan lintas timur sehingga mereka tidak dapat menjelajah sesuai dengan home range alaminya, termasuk menuju ke kawasan taman nasional. Kondisi inilah yang menyebabkan kawanan gajah selalu mengganggu kawasan pemukiman dan lahan pertanian masyarakat.

Untuk mengatasi masalah gangguan terhadap pemukiman dan lahan pertanian di Propinsi Riau maka keberadaan taman nasional






http://www.warsi.or.id/Bulletin/AlamSumatera/ASP_Edisi11/asp11_8.htm

0 comments:

Rejang Land Pal

Support by

Add to Technorati Favorites blog-indonesia.com