Selain sebagai mata uang malaysia, satuan keuangan ringgit juga pernah dipakai di Indonesia. Hingga tahun 1970-an dikenal koin pecahan satu ringgit yang bernilai dua setengah rupiah. Ringgit di masa Kesultanan Deli juga dipakai sebagai satuan keuangan dengan nilai dua kupang (Wikipedia).
Dalam bahasa rejang kupang setara dengan sesuku. Dalam berbagai upacara adat rejang uang ringgit dan uang benggol sering di pergunakan. Bahkan untuk menekan kata yang melukiskan seseorang tidak punya uang sama sekali hingga kini masih sering dipakai istilah demener, yaitu satuan mata uang paling kecil jaman dahulu yang beredar di tanah rejang.
Seperti kalimat :
Demener coa de igai caciku. Lebih kurang artinya, Setengah sen pun saya tak punya uang lagi. (saya sudah tak punya uang sama sekali).
Beberapa nilai istilah pecahan uang lama yang penulis dapat dari pemuka adat rejang dibandingkan dengan nilai 1 sen jaman dahulu adalah sebagai berikut :
100 sen = 1 ringgit
50 sen = 1 suku (sesuku)
25 sen = 1 kuat (sekuat)
10 sen
5 sen
2,5 sen = 1 benggol (sebenggol)
1 sen
0,5 sen = 1 picis = demener
Dari berbagai sumber di sebutkan berapa besar nilai satu benggol sebenanrnya. Uang ini sebenarnya besaranya 2,5 Gulden (uang Belanda). Dan memang adat rejang ini dahulu di pakai berdasarkan uang belanda. Jadi bisa di bayangkan 1 koin emas ringgit itu bernilai 100 gulden. Wow......, betapa beratnya menjalankan adat, dan memang yang melaksanakan upacara adat rejang dahulu tentunya banyak dari kalangan bangsawan dan nilai uang ini juga berlaku untuk hukum adat rejang jaman dahulu.
Sumber:
Dikumpulkan oleh Tun Jang
Sumber lisan pemuka adat rejang, desa Air Putih Baru, Curup. Bpk Rohimin, 03 maret 2009
Bapak Rohimin
0 comments:
Post a Comment