Upacara Adat Mandi Kasai
Lubuk Linggau Sumatra Selatan
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Mandi Kasai
Pakaian pelara (dukun)
pelara laki-laki :
- setelan teluk belango,
- kain tajung,
- kopiah hitam dan
- sandal
- kain songket atau kain lasem,
- baju kurung lengan panjang warna putih,
- tengkulak atau ikat kepala dari selendang warna putih
- sandal
Persiapan berikutnya, kata Darwis dan Sabda, adalah:
Keperluan ketika di tangga rumah (tangga lawu).
Tangga Lawu adalah tangga yang terbuat dari batang kayu lawu. Batang kayu ditakik untuk dijadikan anak tangga.
Dikat dengan rotan agar kuat dan tidak bercerai. Tangga ini dipasang di tengah rumah sejajar dan miring sesuai dengan tangga rumah.
Keperluan ketika di tangga rumah (tangga lawu).
Tangga Lawu adalah tangga yang terbuat dari batang kayu lawu. Batang kayu ditakik untuk dijadikan anak tangga.
Dikat dengan rotan agar kuat dan tidak bercerai. Tangga ini dipasang di tengah rumah sejajar dan miring sesuai dengan tangga rumah.
Peralatan lain berupa tabung bambu kecil yang berisi air minum, mangkok yang berisi tepung tawar dan kuas. Tepung tawar terbuat dari adonan tepung beras dan air agak kental untuk dioleskan di tubuh pengantin.
Kuas terbuat dari daun sedengen, setati dan beringin diikat dengan benang tiga warna yang dipergunakan untuk membedaki pengantin.
Selanjutnya perlengkapan ketika di dalam rumah
Berupa mangkok tepung tawar untuk cacapan yang berisi tepung tawar, kuas untuk mencacap (memercikkan) pengantin, terbuat dari daun sedengen, setati dan beringin, lalu nampan berisi nasi gemuk berkunyit dan gorengan jroan ayam yang diiris kecil-kecil.
Kemudian gelas dan kendi atau teko berisi air minum, mangkok berisi air untuk cuci tangan, mangkok berisi beras kunyit, nampan berisi nasi tumpeng, di dalam nasi tumpeng diisi telur ayam rebus yang sudah dikupas kulitnya. Kursi pengantin, dua buah meja kecil, dan ayam betina yang sedang mengeram satu ekor.
Perlengkapan pakaian kedua pengantin
Dibawa dere-dere yang dipimpin oleh Tua Dere. Perlengkapan lainnya seperti tikar purun dibawa oleh para bujang; mangkok untuk langer dan semua bahan langer dibawa oleh seorang tetua perempuan sebagai dukun pengantin.
Seorang penoyan lanang bertugas untuk memandikan pengantin laki-laki dan penoyan betine untuk mamandikan pengantin perempuan. Penoyan adalah seorang periparan dari pihak orang tua pengantin.
Seorang penoyan lanang bertugas untuk memandikan pengantin laki-laki dan penoyan betine untuk mamandikan pengantin perempuan. Penoyan adalah seorang periparan dari pihak orang tua pengantin.
Sedangkan alat-alat musik atau tetabuhan berupa gendang, ketawak, saron dan lain-lain dibunyikan ketika mengarak pengantin serta meramaikan sorak-sorai pentonton ketika mandi simburan. Pasangan pengantin siap diarak menuju sungai.
Pengantin laki-laki berpakaian teluk belango, kain songket atau kain tajung asli, memakai ikat pinggang (badong, papaj yang diselendangkan di leher, memakai ikat kepala (deda) dan keris pusaka yang digenggam dalam tangan).
Pengantin laki-laki berpakaian teluk belango, kain songket atau kain tajung asli, memakai ikat pinggang (badong, papaj yang diselendangkan di leher, memakai ikat kepala (deda) dan keris pusaka yang digenggam dalam tangan).
Pengantin perempuan mengenakan kain lasem atau songket, berkebaya, selendang rebang di bahu kiri ke pinggang sebelah kanan dan kepala memakai tapung. Kedua pengantin berjalan sejajar, diapit oleh tua bujang dan tua dere. Mereka berada di barisan paling depan.
Sambil berjalan pengantin laki-laki sesekali memindahkan keris yang digenggamnya dari tangan kanan ke tangan kiri. Hal ini bermakna agar ia dan isterinya mendapat keturunan anak laki-laki dan peremuan.
Di belakang pengantin berjalan pelara laki-laki yang membawa mangkok berisi langer (pelara perempuan tidak ikut ke sungai) dan diapit oleh dere-dere yang membawa peliman sirih dan bakul kecil berisi sumping.
Di belakang pengantin berjalan pelara laki-laki yang membawa mangkok berisi langer (pelara perempuan tidak ikut ke sungai) dan diapit oleh dere-dere yang membawa peliman sirih dan bakul kecil berisi sumping.
Di belakang pelara berjalan barisan para penoyan yang membawa bakul besar berisi pakaian cadangan dari peralatan mandi pengantin dengan dijunjung di atas kepala. Setelah itu para bujang yang membawa tikar purun.
Berikutnya adalah rombongan pemusik dengan berjalan sambil membunyikan tetabuhan dengan irama gembira.
Di barisan belakang adalah gabungan anak-anak, bujang dere dan pengiring lainnya yang selama dalam perjalanan bersorak-sorai berupa “Sorak Benyoan Oi ...” (benyoan adalah pengantin).
Bersambung Bagian 3
Kategori | Upacara Adat |
Genre | Suku di Lubuk Linggau |
Sub Genre | Mandi Pengantin |
Penulis: | Aminuddin |
Author | Sriwijaya Post 150211 |
Editor | Tun Jang |
Photo | Dispudbar, Lubuk Linggau 2011 |
0 comments:
Post a Comment