Meriam Kuno di Makam Puyang Ratu, Bengkulu Selatan
oleh : Agus Sudaryadi
Butuh sekitar 4 jam perjalanan darat dari kota Bengkulu - Manna menuju lokasi situs. Lokasi meriam dan makam tua secara administratif terletak di Desa Gedung Agung, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Tepatnya di sebelah Barat desa atau di ujung jalan tanah yang diapit oleh Air (sungai) Sebilau. Untuk menuju kesana melalui simpang tiga yang berada sebelum SD Gedung Agung. Jalannya dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dari satu arah saja. Permukaan tanah di lokasi lebih tinggi dibandingkan daerah yang berada di seberang sungai sehingga dari tempat tempat tersebut dapat dilihat hamparan sawah.
Meriam kuno terbuat dari besi dalam kondisi tergeletak di makam Puyang Ratu. Pada masa lalu diperkirakan meriam itu berada di atas kereta kayu yang memakai dua roda dan untuk membawanya ditarik dengan kereta kuda. Meriam digunakan dengan memakai bola besi dan ditembakkan dengan menyulut api di bagian pangkalnya. Meriam buatan Eropa pada masa abad 18 Masehi. Diperkirakan pernah digunakan oleh Bangsa Inggris atau Belanda, karena kedua bangsa itu yang pernah menjajah Bengkulu.
Makam tua yang berjumlah tiga buah merupakan makam Puyang Ratu, Panas Petang, dan Mas Panji Pulau. Puyang Ratu adalah seorang penguasa, sedangkan dua lainnya adalah pengawalnya. Pada ketiga makam itu tidak ada tulisan sama sekali. Nisannya terbuat dari batu alam yang ditegakkan. Orientasi makam Utara-Selatan yang menandakan sebagai makam orang yang telah beragama Islam. Makam lainnya yang terdapat di Desa Gedung Agung adalah makam Raja Kalipa. Makam-makam tua tersebut diperkirakan sebagai makam-makam para pemimpin lokal. Nama-nama mereka masih diingat secara turun temurun.
Dilokasi itu dijumpai pula jalan tanah yang berada di sebelah Utara makam Puyang Ratu. Letaknya lebih rendah dari makam sedalam 8 meter dan berada di pinggirtebing. Jalan yang lebarnya sekitar 3 meter dahulunya dapat dilalui oleh pedati hingga tepi sungai. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunkan rakit bambu yang ditarik dengan cara memegang tali yang melintang di atas sungai. Jalan tanah itu dahulunya jalur transportasi untuk mengangkut hasil bumi, terutama beras. Untuk pengamanan jalan tersebut ditempatkan pos-pos. (Jelajah situs site).
Makam tua yang berjumlah tiga buah merupakan makam Puyang Ratu, Panas Petang, dan Mas Panji Pulau. Puyang Ratu adalah seorang penguasa, sedangkan dua lainnya adalah pengawalnya. Pada ketiga makam itu tidak ada tulisan sama sekali. Nisannya terbuat dari batu alam yang ditegakkan. Orientasi makam Utara-Selatan yang menandakan sebagai makam orang yang telah beragama Islam. Makam lainnya yang terdapat di Desa Gedung Agung adalah makam Raja Kalipa. Makam-makam tua tersebut diperkirakan sebagai makam-makam para pemimpin lokal. Nama-nama mereka masih diingat secara turun temurun.
Dilokasi itu dijumpai pula jalan tanah yang berada di sebelah Utara makam Puyang Ratu. Letaknya lebih rendah dari makam sedalam 8 meter dan berada di pinggirtebing. Jalan yang lebarnya sekitar 3 meter dahulunya dapat dilalui oleh pedati hingga tepi sungai. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunkan rakit bambu yang ditarik dengan cara memegang tali yang melintang di atas sungai. Jalan tanah itu dahulunya jalur transportasi untuk mengangkut hasil bumi, terutama beras. Untuk pengamanan jalan tersebut ditempatkan pos-pos. (Jelajah situs site).
0 comments:
Post a Comment