Anggrek pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek yang langka. Anggrek yang banyak diminati para pencinta bunga itu hidup menumpang pada bunga bakung (Crinum asiaticum). Langkanya anggrek ini, dikarenakan habitat anggrek yang ada di Cagar Alam Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan manusia. Kerusakan tersebut juga menyebabkan bunga bakung mati.
Di seputar danau kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi anggrek pensil. Juga ditemukan berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular phyton, siamang, siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau.
Perambahan cagar alam telah mencapai 70 persen dari luas kawasan, terutama di sepanjang kiri jalan air Sebakul-Desa Nakau. Perambahan ini telah mengancam kondisi fisik kawasan serta sejumlah flora dan fauna yang kini mulai sulit ditemui.
Berikut Artikel dari www.kapanlagi.com :
Kepala Bappedalda Provinsi Bengkulu Ir Lumban P. Sitorus, Kamis, menyatakan, vanda/anggrek air yang merupakan tanaman khas yang hanya ada di Bengkulu itu kini terancam punah di habitatnya sendiri.
"Anggrek ini makin sulit ditemui dan pengunjung harus menyeberangi rawa-rawa untuk bisa bertemu dengan anggrek yang berwarna putih dipadu ungu tersebut," ujarnya.
Beberapa pengunjung sebelumnya banyak memetik anggrek ini hingga tidak lagi terlihat tumbuh di tempat-tempat yang mudah dijangkau.
Menurut Sitorus untuk memindahkan anggrek tersebut ke habitatnya masih rumit. Sudah beberapa kali hasil dari pot ditanam di habitatnya tapi tidak tumbuh.
Anggrek lilin dalam pot itu bahkan sudah ada yang dijadikan hiasan dalam bentuk rangkaian bunga ucapan selamat dalam jumlah terbatas.
Sitorus menyatakan akan terus mendorong warga untuk membudidayakan anggrek putih hingga bisa ditanam dan berkembang biak di habitatnya. Bahkan bagi yang berhasil mereka bisa saja dicalonkan sebagai penerima Kalpataru untuk kategori pelestari lingkungan.
"Apa yang dilakukan oleh Diana itu belum bisa dinominasikan dalam kalpataru. Itulah sebabnya kita terus mendorong untuk terus bereksperimen agar tanaman hasil penangkaran itu bisa hidup di habitatnya," ujar Sitorus. (*/erl)
Mampukah Bengkulu mengembalikan Vanda Hokeriana ke Habitat aslinya? Atau justru mesti belajar dulu ke Malaysia yang telah berhasil mengembalikan anggrek ini ke habitatnya? Tak perlu malu untuk belajar dari pengalaman negeri tetangga bila memang di perlukan, termasuk berbagi pengalaman dengan para penangkar anggrek ini. BKSDA Bengkulu harusnya lebih proaktip dan tidak ragu ragu untuk belajar dari pengalaman negeri lain bila memang bertahun tahun terbukti Bengkulu belum berhasil mengembalikan Vanda hookeriana ke habitatnya seperti yang cita-citakan Bengkulu bertahun tahun lampau-admin.
http://kapanlagi.com/h/0000080144.html
http://www.deplujunior.org/koran_berani.html?id=199
0 comments:
Post a Comment