Bobot
Bobot ini terbuat dari 2 batang kayu dengan panjang sekitar 150 cm (dapat digenggam jemari anak), kemudian di bagian bawahnya sekitar 100 cm dipalangkan kayu yang sama dengan ukuran panjang sekitar 50—75 cm. Gunanya adalah untuk tempat menarik kayu yang sudah diikat dengan rotan atau tali akar. Bobot ini sangat digemari anak-anak Rejang di Lebong, karena kebanyakan orangtuanya sepanjang hari. Bahkan, ada yang berbulan-bulan tinggal di kebun atau ladang. Sehingga anak-anak yang ditinggalkan di rumah di dusun (sebutan untuk kampung), harus mencari kayu bakar sendiri di pinggir-pinggir hutan. Jadi, anak-anak masyarakat Rejang harus dapat hidup mandiri kalau di tinggal di dusun.Biasanya, mereka mencari kayu bakar tidak sembarangan menebang kayu. Kayu yang dipilih seperti kayu nilo atau kayu-kayu yang sudah mati. Lalu mereka potong seukuran 3—4 meter. Kemudian ditarik dengan Bobot ke rumah masing-masing. Kebiasaannya mereka mencari kayu sepulang dari sekolah dan beramai-ramai. Sedangkan Bobot ukuran lebih besar, biasanya digunakan oleh orangtua (orang dewasa). Bentuknya mirip, hanya ukurannya (ukuran kayu) lebih besar, sebab Bobot yang ukuran lebih besar biasanya ditarik oleh kerbau yang membawa kayu-kayu balok dari tengah hutan. Perbedaannya, antara Bobot kecil (untuk anak-anak) dan Bobot besar terletak di bagian ujung bagian atas. Bobot besar harus ada kayu yang melengkung dihubungkan antara kedua kayu bulat Bobot. Karena, kayu yang melengkung itu ketika ditarik oleh kerbau, bisa melekat di tengkuk kerbau. Namun, harus ditambahkan tali yang seakan-akan melilit di leher kebaru. Maksudnya, agar Bobot tidak melorok dan tetap di tengkuk kerbau.
Ceu Cet
Permainan Ceu Cet ini hampir mirip dengan permainan petak umpet. Artinya Ceu Cet adalah melompat-lompat dari satu kota ke kotak lainnya. Bentuk permainannya adalah melompat ke kotak-kotak yang sudah dibuat dengan garis di tanah. Kenapa harus di tanah? Karena sebelum pemainnya melompat ke setiap kota yang tersedia, si pemain harus melemparkan sebuah batu berbentuk ceper ke masing-masing kotak yang ada.Jika lemparan batu mengenai garis, maka dianggap dis dan akan dilanjutkan dengan pemain yang lainnya. Demikian seterusnya. Begitu juga kalau kakinya waktu melompat dari satu kotak ke kotak lain mengenai garis, iapun dianggap dis. Jumlah pemainnya tidak terbatas dan tidak menggunakan waktu. Sembunyi Di Terang BulanPermainan jenis ini hanya dilakukan saat terang bulan. Peralatannya hanyalah kayu bakar yang sudah dipotong-potong, kemudian disusun dari bawah ke atas. Biasanya di halaman rumah. Tinggi susunan kayu bakar, biasanya melebihi tinggi badan anak-anak usia 10-13 tahun. Cara bermainnya, mereka memulai dari suten (suit). Siapa yang kalah untuk beberapa saat harus menutup mata. Kemudian, mencari teman-temannya di antara susunan kayu bakar yang mereka buat. Permainan ini dilakukan anak laki-laki dan perempuan. Biasanya mereka lakukan setelah pulang mengaji atau menjelang tidur.Ketika yang kalah (si pencari) menemukan temannya di dalam tumpukan kayu bakar yang disusun, ia harus menebak, siapa gerangan yang ada di dalam. Jika ia salah menebak, maka ia tetap kalah. Demikianlah seterusnya.
Eket Pun Pisang
Permainan Eket Pun Pisang (Eket=rakit, Pun=batang/pohon, Pisang=pisang). Permainan ini dilakukan anak-anak Rejang di Lebong di Bio Tik (kali/sungai kecil) yang ada di sekitar dusun mereka atau di sekitar Danau tes. Kadang kala mereka melakukan perlombaan, siapa yang cepat sampai di tempat tujuan yang sudah ditentukan.Eket Pun Pisang dibuat dari beberapa batang pisang yang dipotong dengan ukuran panjang yang sama. Kemudian batang-batang pisang itu ditusuk dengan kayu atau bambu dengan tujuan agar batang-batang pisang itu menyatu. Ada pula yang menambahkan ikatan tali, agar rakitnya itu kuat. Eket Pun Pisang, sering juga digunakan untuk menyeberangi Bioa Ketawen (Air Ketahun), karena keterbatasan jumlah perahu yang ada. Kalau pun ada, biasanya yang punya tidak mau meminjamkan kepada anak-anak yang suka bermain di air.Permainan ini sangat terkenal di Kotadonok, Tes, Turung Tiging, Turan Lalang, Talangratu, Tapus, Talangbaru dan Tanjung.SlulutPermainan ini sangat digemari anak-anak Rejang di Lebong, terutama di dusun mereka banyak tebing. Slulut (bersilancar dengan pelepah daun pinang) menggunakan pelepah pinang yang tua yang sudah jatuh. Pelepah daun pinang itu bagian daunnya dipotong dan tinggal beberapa centimeter untuk pegangan.Satu pelepah daun pinang itu bisa dinaiki sekitar 3—4 anak. Dan yang paling depan menjadi sopir memegang tanggai pelepah daun pinang. Mereka bia bermain di tanah yang miring. Artinya, tanah yang bisa membuat mereka merosot dari atas ke bawah. Permainan itu sangat mengasyikkan bagi anak-anak terutama di Kotadonok, Talangratu, Rimbo Pengadang, dan Tapus.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment