Minggu ini adalah minggu kedua aku menginjakkan kaki di kabupaten yang bernama Lebong. Sebuah kabupaten baru di Propinsi Bengkulu, pecahan dari Kabupaten Rejang Lebong (ibukotanya Curup). Kabupaten Lebong ibukotanya Muara Aman. Di kota inilah aku bertugas. Kota?? Tentu... Bukankah ibukota kabupaten itu sudah termasuk kategori kota. Tapi...
Perjalanan ke Muara Aman dari ibukota propinsi melalui Curup. Aku ingat perbatasan Rejang Lebong (Curup) dengan Lebong adalah suatu tempat yang namanya Air Dingin. Setelah travel berhenti di tempat itu (untuk istirahat), selanjutnya masuklah aku di wilayah Lebong. Kecamatan pertama yang menyambutku adalah Rimbo Pegadang. Aku gak tahu kecamatan tersebut seperti apa sebenarnya. Yang aku tahu adalah sepanjang jalan dipenuhi hutan rimba, semak-semak, bukit, dan jurang. Jalannya berkelok-kelok (lebih berkelok daripada Puncak), sempit, dan gelap. Kalo driver-nya gak pengalaman, waah bahaya...
Dalam hati aku berpikir, inikah Lebong? Hmm, benar-benar masih alami (wong hutan semua, hehehe). Dua jam kemudian sampailah aku di pusatnya Lebong, Muara Aman. Aku kembali berpikir, beginikah Muara Aman? Aku tahu dan sadar bahwa Lebong adalah kabupaten pemekaran. Jadi, aku juga tidak berharap akan menemukan pusat kota yang ramai, dipenuhi mall, dan jejeran toserba. Tapi tak bisa dipungkiri, aku syok juga melihat kenyataan bahwa aku akan berada di sini, tinggal di sini, untuk waktu yang aku sendiri tidak tahu sampai kapan.
Satu kata sebagai kesan pertama untuk Muara Aman... ndeso. Gak ada toserba (apalagi mall), gak ada warnet (isunya sih ada satu, tp gak jelas gitu), gak ada angkot, adanya angdes, hehe, ada juga ojek gandeng (becak motor) yang jumlahnya lumayan lah. Trus ada juga kok angkot (baca: angdes) yaitu mobil yang terbuka di bagian belakang, tapi kayanya jumlahnya terbatas degh, nyatanya aku jarang banget liat. Bener-bener masih desa dan jauh dari fasilitas. Namun demikian, sinyal indosat (terutama gprs-nya) kuat, inilah yang membuatku lumayan bahagia internetan di Lebong, soalnya sepertinya masyarakat sini gak banyak yang ngenet, jadi kan gak rebutan bandwidth, wekekekek. Selain itu, jika tanpa satelit (pake antena biasa), di Lebong masih bisa nonton RCTI. Coba kalo di kabupaten lain, puas-puas ajah nonton TVRI doang.
Bagaimana kantor BPS Kabupaten Lebong? Hmm, kantornya masih ngontrak, tapi nyaman. Ruangannya gede dan (lumayan) banyak, bersih, dengan jumlah pegawai cuma 5 orang termasuk aku, dan 1 penjaga kantor. Tidak ada KSK di sini. Kemarin sih ada 1, tapi awal Juni dah pensiun. Bayangkan gimana tuh kerjanya tanpa KSK. Bener-bener pegawainya kerja rodi (lebay neh ceritanya), kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Tapi nyatanya, kerjaan semua beres...
Di kantor fasilitasnya lumayan. Jumlah meja dan kursinya melebihi jumlah pegawai yang ada. Masih baru-baru lagi. Aku yang baru datang ajah dikasih meja Kasie, hehehe. Komputer juga cukup. TV ada, dispenser tersedia, bahkan ada kompor gas (tapi pernah kucoba nyalain... ternyata gak ada gasnya, mungkin karena gak ada yang masak kali ya). Trus, ada 1 motor dinas (tadinya dipake KSK) yang nganggur lalu diserahin ke Yuk Meli (aku nebeng ajah...). Oh iya, Kepala Kantor-nya cowok, Kasubag TU juga cowok, Kasie IPDS juga cowok (STIS angkatan 40), penjaga kantor juga cowok (ya iyalah...), ceweknya cuma Yuk Meli (STIS angkatan 44), dan aku.
Hhh, begitulah Lebong dan begitulah BPS Kabupaten Lebong. Menurutku sebagai kabupaten baru Lebong punya banyak potensi, tapi sayang belum dikelola dengan maksimal. Liat ajah, jalan di pusat kota (di Pasar Muara Aman)-nya jueleknya minta ampun, kaya bukan jalan tapi lorong. Trus, jalan raya di sepanjang Lebong juga sempit. Belum terlihat ada pembangunan yang berarti karena tata kota masih semrawut.benar-benar daerah berpotensi yang terabaikan. Memang Lebong bukan daerah jalur perlintasan, jadi gak dilalui truk-truk atau bus-bus. Tapi bukan berarti pemerintah harus kehilangan kreativitas untuk membuatn daerahnya menjadi menarik untuk dikunjungi bukan?!
Oke, kita lihat saja perubahan apa yang akan terjadi pada kabupaten ini beberapa tahun lagi. Sebagai statistisi aku hanya bisa berusaha maksimal ikut membangun melalui naungan instansi BPS (cieeee cieeee.....). Tapi aku kembali bertanya, sampai kapan yah aku bakal di sini???!
Source :
http://berandaimajiner.blogspot.com/2008/06/lebong-in-my-mind.html (Juni 26, 2008)
1 comments:
Aku selaku putra daerah Lebong, tepatnya berasal dari Kelurahan Kampung Jawa, yang saat ini berdomisili di Kota Medan. Membenarkan bahwa memang sangat sayang Lebong punya banyak potensi, namun belum di kelola dengan baik. Tapi satu hal, putra daerah sangat ingin ikut terlibat membangun kampung yang sudah lama di tinggalkan. Dan kami akan kembali dengan pemikiran yang segar tentang pembangunan.
Post a Comment