Sunday, August 27, 2006
Konsep dan Model Triple-Cities
Konsep dan Model Triple-Cities
(Core values: Common Platform, Vision & Insight)
Membangun Perdagangan dan
Pariwisata Masa Lalu dan Mendatang
Bencoolen-London-Singapore
Property rights and patens by: Syafuan Rozi, P2P LIPI Jakarta dan teams
Adapun nilai-nilai utama yang menjadi dasar konsep kota Segitiga menurut penulis antara lain adalah:
Persaudaraan Umat Manusia (Ukhuwah Basariah/Family of Humankind, Multiculturalism, Earth Nationalism, Think Golbaly Act Localy). Declaration Universal of Human Genome menuntun manusia untuk memiliki kesadaran berasal dari keturunan yang satu. Genome induk berasal dari ibu pertama manusia, kemudian menyebar ke segala penjuru bumi. Nasionalisme akan bergeser ke Earthyisme (Semangat Satu Bumi). One Earth for Every One. Satu Bumi untuk Semua.
q Maju Bersama dalam Kesetaraan (Progeresive in Harmonio: Equality, Egaliterianism, Emansipation, Net-working and Fraternity).
q Keterbukaan dan Pergiliran Alokasi/Posisi secara teratur. (Democtratization: Sidiq/Amanah/Open-management, Public accountablity, Transparance, Fair alocation-distribution, Regular sirculation of leaderships).
q Kesukarelaan (Volunteerism, Self-determination, Ascetism Spirit).
q Kecerdasan Rasional, Emosional & Spiritual (Fatonah/Critical Thinking, Emotional & Spiritual Intelegence Paradigm).
Kegiatan pertama yang akan dilakukan adalah menyiapkan agar setiap keluarga di lokasi kegiatan menghidupkan dan menyiapkan home-industry kain batik besurek. Proyek pengembangan pertama akan dilakukan di kelurahan Penurunan kotamadya Bengkulu dan selanjutnya akan dikembangkan pembuatan kaos unik yang merupakan produksi “Bengkel kata-kata TeeBee” di kelurahan Talang Benih, Rejang Lebong.
Dalam jangka panjang, untuk menciptakan pasar dan hadirnya para pembeli dari manca negara dengan menggerakan Pemda dan Masyarakat untuk menambah festifal rakyat yang lain selain Festival Tabot. Antara lain dengan membuat festival tambahan berkala yang melibatkan berbagai stakeholders yang ada seperti option atau alternatif sebagai berikut:
1. Festival Perang Kopi: dengan membuat aneka produk makanan, kain batik besurek, kaos garmen bengkel kata-kata dan kegiatan permainan dengan icon buah kopi (api unggun kayu kopi, lomba tetabuhan buah kopi, karamel rasa kopi, adu pantun buah kopi, lomba kopi acapela, dan pucaknya “perang lempar-melempar buah kopi” di jalan utama kota Curup)
2. Festival Rebung Bambu: dengan membuat lomba memasak makanan “lemah” gaya baru, lomba perang anggar buluh bambu, lomba kitiran/baling-baling bambu terindah dan termanfaat.
3. Festival Musem Duren: membuat lomba masak aneka “tempoyak” gaya baru, pencapaian rekor Muri (Musium Rekor Indonesia) berupa pembuatan ‘dodol pojoak duren’ dengan kuali terbanyak, api unggun kulit duren, lomba pemanfaatan kerajinan biji duren.
4. Festival Perang Air di Sungai Musi Dusun Sawah-Tabarenah: lomba pencarian bentuk “batu terunik” dari sungai Musi, lomba menangkap udang dan ikan sungai, lomba rakit hias, dan puncaknya pesta perang air “siram-siraman siapa saja tidak boleh marah”.
5. Festival Perang Ketupat Nasi. Hal ini untuk mengganti kebiasaan ‘ketupat Bengkulu’ yang berarti adu kepalan tinju (Belago, begadu). Festival bisa diadakan di sawah pascapanen, bisa dikaitkan dengan sedekah bumi, teupung setawar sedingin Rejang Sawah.
Dua Konsep rumah contoh Home-stay (wisatawan tinggal di keluarga):
- Alternatif di Rumah Perkampungan:
-a.Ruangan tambahan dibangun sebagai pavilliun: ini dilakukan jika ada kesepakatan untuk arisan bergulir berupa bahan bangunan/uang modal kerja.
b. Renovasi kamar yang ada menjadi kamar tamu. Kamar yang ada di suatu keluarga dimodifikasi, dengan penambahan ornamen, tempat tidur dan mebel dengan bahan alam kayu kelapa, kayu kopi, anyaman bambu/rotan, kulit kayu beronang, batu alam.
-Setiap rumah wajib memperbaiki kamar mandi/toilet yang higenis dan artistik.
-Setiap rumah dilatih untuk membuat menu manca negara (ala Inggris, Singapura, dsb. dan manu tradisional setempat).
-Menyediakan alat musik tradisional, foto copy syair lagu-lagu tradisional, cerita rakyat dan aneka permainan lokal untuk menghibur dan mengisi waktu luang wisatawan.
- Keluarga bisa menawarkan paket belajar bahasa, tulisan dan kearifan lokal suku Rejang/Lembak/Serawai, dst.
- Keluarga bisa menyediakan rental motor/sepeda gunung atau paket wisata bermobil ke kebunteh Kaba Wetan, sungai Musi Dusun Sawah/Tabarenah, suban air panas, air terjun Kepala Curup, danau Tes-Ketahun, tambang emas Lebong, danau mas rindu hati, danau dendam tak sudah, pantai panjang, pantai suci, air hitam, dst.
- Alternatif Rumah Kembali Ke Alam (Back to Nature)
Lokasi bisa di Persawahan, Punggung Tebing, Sisi lembah dan Tepi Sungai:
-Rumah dibangun berbentuk panggung dengan bahan kayu kelapa dan kayu kopi, dengan atap berbahan ijuk/alang-alang/daun kelapa/rumbiah/daun talas raksasa yang dibawahnya dialasi karpet plastik/terpal agar tidak bocor. Disetiak pondok ada sanitasi berupa kloset duduk, wastafel dan dapur berbahan bakar kayu/arang kayu kopi /kelapa dengan alternatif kompor gas. Ada menara pengawas untuk meninjau pemandangan. Ada kolam kecil untuk memancing dan sumber lauk pauk berupa ikan dan udang.
http://masyarakat-bengkulu.blogspot.com/2006/08/konsep-dan-model-triple-cities.html
0 comments:
Post a Comment